Monday, 28 May 2018

PENGENDALIAN PENYAKIT TUNGRO PADA PADI

Serangga penular penyakit tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens dan N. nigropictus. Serangga penular penyakit virus tungro menularkan penyakit secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman adalah 6 – 9 hari.  Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama tidak lebih dari 5 hari. 
Setelah itu, serangga menjadi tidak infektif lagi.  Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit. Nimfa wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi  infektif setelah ganti kulit.  Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui biji, tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara tanaman sakit & yang sehat).
Infeksi tungro dapat terjadi mulai persemaian.  Apabila infeksi terjadi pada stadium persemaian maka gejala tungro akan terlihat pada umur 2-3 minggu setelah tanam (mst).  Tanaman muda yang terinfeksi akan merupakan sumber infeksi di lapangan.
Populasi awal imago wereng hijau (migran) mulai menginfestasi tanaman berumur ± 2 mst.  Selanjutnya generasi yang menginfestasi tanaman muda disebut G0, generasi berikutnya generasi G1 dan seterusnya.  Puncak kepadatan populasi tertinggi lebih sering terjadi pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.


GEJALA SERANGAN
Gejala khas serangan Penyakit Tungro yaitu daun berwarna kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang dimulai dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah. Akibat serangan tungro, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil serta malai yang terbentuk lebih pendek dan banyak yang hampa,biasanya tinggi tanaman tidak merata. Tingkat berkurangnya jumlah anakan dan kekerdilan tergantung pada saat infeksi dan ketahanan varietas. Gejala lain yaitu terjadinya pemendekan jarak antara pangkal daun atau bahkan berhimpitan atau kadang-kadang satu bidang sehingga terlihat seperti kipas. Serangan tungro di suatu hamparan sawah pada umumnya terlihat berkelompok, suatu indikasi bahwa waktu infeksi berbeda-beda.

III.  PENGENDALIAN
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan. Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
a. Waktu tanam secara tepat
Singgang merupakan sumber inokolum virius tungro. Agar terhindar dari infeksi virus tungro yg berasal dari singgang, maka persemaian dilakukan paling tidak 5 hari setelah pengolahan tanah selesai dan tidak adalagi singgang. Tanam diupayakan seawal mungkin sehingga pada saat populasi wereng hijau mencapai puncak. Tanaman padi sudah berumur  > 60 HST & lebih tahan tungro
b. Tanam serempak
Untuk membatasi ketersediaan umur tanaman yang sesuai bagi perkembangan dan penularan virus tungro perlu diupayakan tanam serempak
c. Pergiliran tanam
Dilakukan pergiliran tanaman yang bukan inang virus tungro hal ini dilakukan agar siklus hidup tungro dapat terputus
d. Pergiliran varietas tahan
Wereng hijau dikenal sangat cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian melakukan pergiliran varietas tahan dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru
e. Eradikasi
Eradikasi dilakuan untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan sekaligus menekan terjadinya penularan virus tungro lebih lanjut. Sanitasi dilakukan terhadap tanaman yg terserang, tempat tempat seperti rumput yang menjadi inang. Eradikasi/sanitasi dilakukan dengan mencabut dan membenamkannya
f. Penggunaan pestisida
Pada daerah endemis tungro aplikasi insektisida sehari sebelum sebar benih, Penggunaan pestisida dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat. Penggunaan insektisida sistemik butiran (carbofuran) lebih efektif mencegah penularan tungro. Mengingat infeksi virus dapat terjadi sejak di pesemaian, sebaiknya pencegahan dilakukan dengan antara lain tidak membuat pesemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau di pesemaian dan menggunakan insektisida confidor ternyata cukup efektif. Insektisida hanya efektif menekan populasi wereng hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam serempak.

Refensi :

No comments:

Post a Comment