Penggerek batang merupakan salah satu hama tanaman
padi yang sering menimbulkan kerusakan dan kehilangan hasil hingga gagal panen. Dimusim kemarau padi rentan serangan hama
penggerek batang karena kondisi lingkungan mendukung. Perkembangan hama ini akan semakin pesat jika kondisi
cuaca panas dan air tergenang.
Di Indonesia terdapat 6 (enam) spesies penggerek
batang padi, tetapi ada 4 (empat) spesies yang dominan yaitu : penggerek batang
kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi merah jambu, penggerek
batang bergaris (Dani et.al, 2012)
GEJALA
Penggerek batang menyerang mulai
dari persemaian sampai menjelang panen. Serangan berdasarkan fase
hama penggerek batang padi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Sundep.
Terjadi pada fase vegetatif (pembentukan daun,
batang, dan anakan) menyebabkan matinya pucuk di tengah tunas padi. Pucuk yang
mati berwarna coklat dan mudah dicabut. Kehilangan pada stadia vegetative tidak
terlalu besar, karena tanaman masih dapat membentuk anakan baru.
b. Beluk
Terjadi pada fase generative (pembentukan malai),
malai akan mati, berwarna putih bulir padi jadi hampa. Malai mudah dicabut dan
pada pangkalnya terdapat bekas gigitan ulat.
Keberadaan penggerek batang ditandai beberapa hal :
adanya ngengat (kupu-kupu), kematian tunas tunas padi, kematian malai, adanya
larva (ulat) penggerek batang.
CARA
PENGENDALIAN
1. Varietas
Toleran
Sampai
kini belum ada varietas yang benar-benar tahan terhadap penggerek batang.
Namun ada beberapa varietas yang relatif toleran, antara lain Cigeulis dan
Cibogo
Wahyu, 2017, Melaporkan
Varietas Inpari 31 menunjukkan rata-rata populasi terendah hama penggerek
batang padi dibanding beberapa varietas padi lainnya.
2. Teknologi
Budidaya
- Rotasi Tanaman, rotasi
tanaman dengan tanaman selain padi dapat mengurangi serangan penggerek
batang. Hal ini berlaku untuk penggerek batang padi kuning dan putih, karena keduanya
mempunyai tanaman inang pokok yang sama yaitu padi. Namun itu tak berlaku pada
tanaman jagung jika penggerek batang padi bergaris dan merah jambu, sebab kedua
spesies penggerek batang tersebut dapat hidup pada tanaman jagung pula.
- Pengaturan Waktu Tanam.
Pengaturan waktu tanam berdasarkan populasi atau penerbangan
ngengat. Persemaian yang bersamaan puncak penerbangan ngengat akan
mengalami serangan penggerek yang tinggi. Karena itu pembuatan persemaian
sebaiknya dilakukan minimal 10 hari setelah puncak penerbangan ngengat.
- Pemupukan Berimbang.
Pemupukan N dapat berperan ganda, jika pemupukan N terlalu tinggi menyebabkan
perkembangan penggerek batang yang lebih cepat, tetapi pemupukan N juga dapat membantu
pemulihan tanaman setelah terserang penggerek. Pemupukan K menyebabkan tanaman lebih
kuat atau sehat, sehingga toleran terhadap serangan penggerek batang.
3. Pengendalian Secara Biologi. Dengan memanfaatkan
melalui pelestarian musuh alami, belalang Conochepalus longipennis adalah
predator telur penggerek batang, sedangkan predator kupukupu antara lain
laba-laba, capung, dan burung.
4. Pengendalian Secara Kimiawi. Untuk
daerah endemik berat, penyemprotan insektisida sistemik dipersemaian dan
di stadia vegetatif dapat mencegah kerusakan tanaman. distadia
generatif aplikasi insektisida cair dapat dilakukan berdasarkan jumlah populasi
ngengat. Bahan aktif yang dapat digunakan antara lain karbofuran, tiokloprid, fipronil,
dan karbosulfan. Pestisida yang dapat digunakan berbahan aktif yang bersifat racun
kontak antara lain dimehipo, bensultaf, mitac dan imidakloprid
5. Pengendalian Secara Mekanik
- Pengambilan kelompok Telur. Pengambilan
kelompok telur sebaiknya dilakukan secara intensif sejak di persemaian.
Pengambilan kelompok telur setelah tanam akan membutuhkan waktu yang lebih
banyak dan banyak telur yang tidak terambil.
- Penangkapan Ngengat. Penangkapan ngengat
secara massal silakukan dengan menggunakan lampu petromak. Lampu yang
diperlukan sekitar 23 buah/ha.
- Panen dengan memotong jerami rendah. saat panen
banyak penggerek masih di dalam batang belum masuk ke tunggul.
Pemotongan jerami saat panen dekat ke tunggul akan mematikan larva, sehingga
mengurangi populasi generasi berikutnya.
Pustaka :
Dani et.al, 2012. Pengendalian Hama Penggerek
Batang Padi. BPTP Lampung. Leaflet
Wahyu
Maulana et.al, 2017. Respon Beberapa Varietas Padi (Oryza Sativa L.) terhadap
Serangan Hama Penggerek Batang Padi dan Walang Sangit (Leptocorisa acuta
Thubn.). Fakultas Pertanian, Universitas Jember. http://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor/article/view/2654/2935
Baehaki,
2013. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi. Jawa Barat. http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/01-Baehaki.pdf
No comments:
Post a Comment