Monday, 7 May 2018

BUDIDAYA JAGUNG METODE PTT

Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan teknologi secara partisipatif bersama petani.
Prinsip utama PTT adalah partisipatif (petani berperan aktif memilih dan menguji teknologi yang sesuai melalui pembelajaran di Laboratorium Lapang), spesifik lokasi (memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial budaya dan ekonomi ), terpadu (pengelolaan sumber daya tanaman, tanah dan air secara terpadu), sinergis (pemanfaatan teknologi terbaik dan memperhatikan keterkaitan antarkomponen teknologi), dan dinamis (penerapan teknologi sesuai perkembangan IPTEK

KOMPONEN PTT JAGUNG
A.    Komponen teknologi dasar adalah sebagai berikut:
1.      Varietas unggul baru, hibrida atau komposit, misalnya dari Hibrida VUB Tahun 2018 varietas P36 Bekisar dari perusahaan raksasa PT.DuPont dengan potensi hasil 13 To/Ha, VUB akan menghasilkan pertumbuhan yang tinggi dan seragam, sehat, tahan terhadap OPT, potensi hasil tinggi beserta mutu.
2.     Benih bermutu dan berlabel, benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh tinggi (>95%) yang umumnya ditemukan pada benih yang berlabel;
3.     Populasi 66-75 ribu tanaman/ha, jarak tanam yang dianjurkan adalah 70-75x20cm (1 biji perlubang), atau 70-75x40cm (2 biji lubang);
4.  Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman. Mengukur kebutuhan hara N menggunakan BWD, sedangkan kebutuhan hara P dan K pada lahan kering diukur dengan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). dilahan sawah, kebutuhan P dan K diukur dengan peta status hara P dan K skala 1:50.000. Selain itu, pengukuran kebutuhan pupuk dapat dilakukan dengan uji petak omisi. Pupuk N diberikan 2 kali, yaitu 7-10 HST dan 30-35 HST. BWD digunakan pada 40-45 HST
B. Komponen teknologi pilihan adalah sebagai berikut:
  1. Penyiapan lahan, pada lahan kering dilakukan olah tanah sempurna (OTS), dengan dibajak menggunakan traktor, atau cangkul, kemudian digaru dan disisir sampai rata. Pada lahan sawah setelah padi dengan tanpa olah tanah (TOT atau olah tanah minimum Olah tanaman minimum dilakukan sebatas pada area yang tanami saja
  2. Penyiapan saluran drainase di lahan kering di musim hujan, atau saluran irigasi di lahan sawah pada musim kemarau. Pada lahan kering, saluran drainase dibuat pada saat penyiangan pertama menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur. Pada lahan sawah, saluran irigasi yang dibuat untuk setiap 2 baris tanaman lebih efisien dibandingkan untuk setiap baris tanaman;
  3. Pemberian bahan organik, berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos atau humus. Pupuk organik dapat diberikan sebagai penutup lubang tanam benih dengan takaran 2-3 t/ ha;
  4. Pembumbunan, dilakukan bersamaan penyiangan pertama dan pembuatan saluran atau setelah pemupukan kedua (35 HST) bersamaan dengan penyiangan ;
  5. Pengendalian gulma dilakukan secara mekanis atau menggunakan herbisida kontak. Penyiangan pertama menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur, penyiangan kedua dilakukan menggunakan cara yang sama atau menggunakan herbisida;
  6. Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan berdasarkan pengendalian secara terpadu; Melakukan Identifikasi jenis dan populasi hama oleh petani dan atau pengamat OPT di lapangan, Mengusahakan tanaman selalu sehat, Penggunaan varietas tahan, Pengendalian Secara fisik dan mekanis, Penggunaan pestisida kimia secara bijaksana
  7. Panen tepat waktu dan pengeringan segera. Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji mengeras dan terbentuk lapisan hitam sebesar minimal 50% pada setiap baris biji. Tongkol yang telah dipanen segera dijemur Pemipilan biji setelah tongkol kering (kadar air biji + 20%) dengan alat pemipil. 9 Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air biji mencapai sekitar 15%
 Keuntungan Penerapan Metode PTT
1.      Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani.
2.  Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang tepat untuk masing-masing lokasi.
3. Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan kehidupan secara keseluruhan akan terjaga.


Pustaka :
Deptan, 2016. Pedoman Umum PTT Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.  
Sumber Gambar :
B. = http://cybex.pertanian.go.id

No comments:

Post a Comment