Wednesday 6 June 2018

PANEN DAN PASCA PANEN JAGUNG


Perlakuan panen dan pasca panen pada tanaman jagung diperlukan untuk memperoleh jagung bermutu tinggi dan memperkecil kehilangan hasil. Akibat penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan biji sehingga menurunkan mutu dan harga jagung. 

PANEN
Umur jagung dipanen bervariasi tergantung dari jenis varietas  jagung tersebut, namun secara umum jagung dapat dipanen dengan tanda-tanda : bila kelobot telah berwarna kuning, biji telah keras dan warna biji mengkilap, jika ditekan dengan ibu jari tidak lagi meninggalkan bekas tekanan pada biji jagung, pada kondisi tersebut kadar air pada jagung sudah mencapai  sekitar 35%. Cara lain untuk menentukan tingkat kematangan jagung adalah terbentuknya lapisan berwarna hitam pada butiran (black layer tissue formation), terbentuk dalam selang waktu lebih kurang tiga hari bersamaan dengan tercapainya berat kering maksimum pada butiran.
Pemanenan jagung dilakukan pada kondisi cuaca cerah, dengan tujuan agar hasil panen jagung bisa langsung dijemur dan mendapat sinar matahari yang cukup.

PENGERINGAN
Pengeringan adalah proses penurunan kadar air sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diproses selanjutnya dan aman untuk disimpan dan mutu produk yang dihasilkan tinggi. Disamping itu tujuan pengeringan adalah memenuhi persyaratan mutu yang akan dipasarkan, kadar air jagung yang memenuhi standar mutu perdagangan adalah 14%. Untuk biji yang akan disimpan kadar air sebaiknya 13%, dimana jamur tidak tumbuh dan respirasi biji rendah.
Pengeringan jagung dilakukan dalam 2 tahap yaitu :.
a  Pengeringan awal biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan pemipilan jagung, sebab pemipilan tanpa dilakukan pengeringan terlebih dahulu dapat menyebabkan butir rusak, terkelupas kulit, terluka atau cacat, dan pengerjaannya lambat. Pengeringan awal ini dilakukan sampai kadar air sekitar 17-18%. Pada keadaan ini jagung akan mudah dipipil dan tidak menimbulkan kerusakan.
b. Pengeringan kedua.
Pengeringan kedua dilakukan setelah jagung selasai dipipil, jagung dijemur dibawah matahari sampai kadar air 13% sehingga tahan untuk disimpan.

Pengeringan dengan sinar matahari sebaiknya dari pukul 08.00-11.30, dan lamanya pengeringan sekitar 3 hari bila cuaca cerah. Gunakan alas jemur seperti tikar, lantai jemur, terpal dan sebagainya. Cara pengeringan dengan menggunakan sinar matahari dianggap baik karena kadar air jagung tidak turun secara drastis sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Panen jagung yang jatuh pada musim hujan, pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering mekanis, seperti alat pengering jenis batch dryer, pengeringan bertingkat, dan lain-lain. Alat pengering jenis batch dryer menggunakan temperatur udara tertentu sesuai dengan tujuan pengeringan.

PEMIPILAN
Pemipilan adalah pemisahan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan bila tongkol sudah kering dan kadar air biji tidak lebih dari 18%, yaitu bila dipipil dengan tangan lembaga tidak tertinggal pada janggel. Pipilan jagung pada kadar air tersebut lebih mudah dan kerusakan mekanis dapat ditekan. Alat pemipil yang lebih maju yaitu yang disebut corn sheller yang dijalankan dengan motor.

PENYIMPANAN
Jagung pipilan dapat disimpan dalam karung plastik, kantong plastic dan sebagainya. Penyimpanan jagung dengan cara tersebut pada kadar air maksimum 14%. Jika diatas 14% bisa muncul cendawan. Sedangkan penyimpanan jagung untuk benih sebaiknya dengan kadar air lebih kecil dari 14%, dan cara penyimpanannya yaitu didalam karung. Penyimpanan benih jagung dengan kadar air 13-14%, menggunakan kaleng tertutup rapat dapat mempertahankan daya tumbuh jagung selama 5 bulan.

STANDAR MUTU JAGUNG
SNI telah menetapkan standar mutu untuk produk jagung, baik untuk pangan maupun pakan. Penetapan standar mutu jagung dilakukan berdasarkan berbagai kriteria seperti warna dengan ketentuan dan penggunaan sebagai berikut :
Warna         : - Jagung kuning apabila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning
                     - Jagung putih apabila sekurang-kurangnya 90% bijinyaberwarna putih
Penggunaan  : - Benih
- Nonbenih

Klasifikasi dan penentuan standar mutu jagung dibagi atas duapersyaratan yaitu persyaratan umum dan khusus (Warintek (2007) dalam Firman et.al)

Syarat umum standar mutu jagung :
•Bebas dari hama penyakit
•Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya
•Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida
•Memiliki suhu normal.

Syarat khusus standar mutu jagung

Parameter
Mutu
I
II
III
IV
Kadar air maksimum(%)
Butir rusak maksimum (%)
Butir warna lain maksimum (%)
Butir pecah maksimum (%)
Kotoran Maksimum (%)
14
2
1
1
1
14
4
3
2
1
15
6
7
3
2
17
8
10
3
2
Warintek (2007) dalam Firman et.al.


Disadur dari :
Firman et.al Penanganan Pascapanen Jagung. Balit Serealia,  Maros.
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/duasatu.pdf.



No comments:

Post a Comment