Perlakuan panen
dan pasca panen pada tanaman jagung diperlukan untuk memperoleh jagung bermutu
tinggi dan memperkecil kehilangan hasil. Akibat penanganan yang kurang baik dapat
menyebabkan kerusakan biji sehingga menurunkan mutu dan harga jagung.
PANEN
Umur jagung
dipanen bervariasi tergantung dari jenis varietas jagung tersebut, namun secara umum jagung
dapat dipanen dengan tanda-tanda : bila kelobot telah berwarna kuning, biji
telah keras dan warna biji mengkilap, jika ditekan dengan ibu jari tidak lagi meninggalkan
bekas tekanan pada biji jagung, pada kondisi tersebut kadar air pada jagung
sudah mencapai sekitar 35%. Cara lain
untuk menentukan tingkat kematangan jagung adalah terbentuknya lapisan berwarna
hitam pada butiran (black layer tissue formation), terbentuk dalam selang waktu
lebih kurang tiga hari bersamaan dengan tercapainya berat kering maksimum pada
butiran.
Pemanenan jagung
dilakukan pada kondisi cuaca cerah, dengan tujuan agar hasil panen jagung bisa
langsung dijemur dan mendapat sinar matahari yang cukup.
PENGERINGAN
Pengeringan
adalah proses penurunan kadar air sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap
untuk diproses selanjutnya dan aman untuk disimpan dan mutu produk yang
dihasilkan tinggi. Disamping itu tujuan pengeringan adalah memenuhi persyaratan
mutu yang akan dipasarkan, kadar air jagung yang memenuhi standar mutu
perdagangan adalah 14%. Untuk biji yang akan disimpan kadar air sebaiknya 13%,
dimana jamur tidak tumbuh dan respirasi biji rendah.
Pengeringan
jagung dilakukan dalam 2 tahap yaitu :.
a Pengeringan awal biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk mempermudah pekerjaan pemipilan jagung, sebab pemipilan tanpa
dilakukan pengeringan terlebih dahulu dapat menyebabkan butir rusak, terkelupas
kulit, terluka atau cacat, dan pengerjaannya lambat. Pengeringan awal ini
dilakukan sampai kadar air sekitar 17-18%. Pada keadaan ini jagung akan mudah
dipipil dan tidak menimbulkan kerusakan.
b. Pengeringan kedua.
Pengeringan
kedua dilakukan setelah jagung selasai dipipil, jagung dijemur dibawah matahari
sampai kadar air 13% sehingga tahan untuk disimpan.
Pengeringan
dengan sinar matahari sebaiknya dari pukul 08.00-11.30, dan lamanya pengeringan
sekitar 3 hari bila cuaca cerah. Gunakan alas jemur seperti tikar, lantai
jemur, terpal dan sebagainya. Cara pengeringan dengan menggunakan sinar
matahari dianggap baik karena kadar air jagung tidak turun secara drastis
sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Panen jagung
yang jatuh pada musim hujan, pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat pengering mekanis, seperti alat pengering jenis batch dryer, pengeringan
bertingkat, dan lain-lain. Alat pengering jenis batch dryer menggunakan
temperatur udara tertentu sesuai dengan tujuan pengeringan.
PEMIPILAN
Pemipilan adalah
pemisahan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan bila tongkol
sudah kering dan kadar air biji tidak lebih dari 18%, yaitu bila dipipil dengan
tangan lembaga tidak tertinggal pada janggel. Pipilan jagung pada kadar air
tersebut lebih mudah dan kerusakan mekanis dapat ditekan. Alat pemipil yang
lebih maju yaitu yang disebut corn sheller yang dijalankan dengan motor.
PENYIMPANAN
Jagung pipilan
dapat disimpan dalam karung plastik, kantong plastic dan sebagainya.
Penyimpanan jagung dengan cara tersebut pada kadar air maksimum 14%. Jika diatas
14% bisa muncul cendawan. Sedangkan penyimpanan jagung untuk benih sebaiknya
dengan kadar air lebih kecil dari 14%, dan cara penyimpanannya yaitu didalam karung.
Penyimpanan benih jagung dengan kadar air 13-14%, menggunakan kaleng tertutup
rapat dapat mempertahankan daya tumbuh jagung selama 5 bulan.
STANDAR MUTU
JAGUNG
SNI telah
menetapkan standar mutu untuk produk jagung, baik untuk pangan maupun pakan.
Penetapan standar mutu jagung dilakukan berdasarkan berbagai kriteria seperti
warna dengan ketentuan dan penggunaan sebagai berikut :
Warna : - Jagung kuning apabila sekurang-kurangnya 90%
bijinya berwarna kuning
- Jagung putih apabila sekurang-kurangnya 90% bijinyaberwarna putih
Penggunaan : - Benih
-
Nonbenih
Klasifikasi dan
penentuan standar mutu jagung dibagi atas duapersyaratan yaitu persyaratan umum
dan khusus (Warintek (2007) dalam Firman et.al)
Syarat umum
standar mutu jagung :
•Bebas dari hama
penyakit
•Bebas bau
busuk, asam, atau bau asing lainnya
•Bebas dari
bahan kimia seperti insektisida dan fungisida
•Memiliki suhu
normal.
Syarat khusus standar mutu jagung
Parameter
|
Mutu
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
Kadar air maksimum(%)
Butir rusak maksimum (%)
Butir warna lain maksimum (%)
Butir pecah maksimum (%)
Kotoran Maksimum (%)
|
14
2
1
1
1
|
14
4
3
2
1
|
15
6
7
3
2
|
17
8
10
3
2
|
Warintek (2007) dalam Firman et.al.
Disadur
dari :
Firman
et.al Penanganan Pascapanen Jagung. Balit Serealia, Maros.
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/duasatu.pdf.
No comments:
Post a Comment