Gambar Tanaman Jagung : Kiri kekurangan Nitrogen, Kanan Cukup
Pemberian hara nitogen (N) yang tidak seimbang
dengan kebutuhan tanaman baik jumlah dan waktu pemberiannya akan menyebabkan
kehilangan N dalam tanah yang menyebabkan rendahnya efisiensi penggunaan N.
Upaya mensinkronkan waktu pemberian dan kesesuaian takaran N yang dibutuhkan
tanaman adalah dengan pemantauan Kecukupan hara N tanaman.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan
kecukupan hara N pada tanaman jagung adalah menggunakan bagan warna daun (BWD).
BAGAN
WARNA DAUN (BWD)
BWD adalah alat berbentuk persegi panjang dengan 4
kotak skala warna, mulai dari hijau muda hingga hijau tua, alat ini digunakan
untuk menetukan kebutuhan hara Nitrogen pada tanaman padi dan jagung.
Cara penggunaannya adalah dengan membandingkan
warna daun pada tanaman padi atau jagung dengan warna pada panel, dan pada
skala berapa warna daun tersebut berada (2, 3, 4, 5).
PEMUPUKAN
N DENGAN BWD
Pemupukan Nitrogen (N) pada tanaman jagung diawal tanamn (5-7 hari setelah tanam) dengan
takaran 50 Kg/Ha seharusnya akan membuat tanaman jagung tidak kekurangan unsure
hara Nitrogen (N) pada awal pertumbuhan.
Titik kritis kecukupan hara Nitrogen pada tanaman
jagung berdasarkan nilai Skala BWD bergantung pada varietas dari tanaman jagung
itu. Pada jagung hibrida titik kritis kecukupan hara Nitrogen V6-V10 adalah pada skala 4,55 dan fase V12-VT
pada skala 4,65. Sedangkan untuk jagung jenis komposit ada pada skala 4,45 pada
fase V6-V12 dan skala 4,5 pada fase VT.
pemupukan N berdasarkan BWD hanya akurat pada fase
V10-VT. Karena itu penggunaan BWD dilakukan pada fase V10-VT.
Pemupukan N (urea) pada tanaman jagung
dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Awal
pertanaman (+ 7 hari setelah tanam), tanaman dipupuk N (urea) sebanyak 50 kg N
(111 kg urea) per ha bersamaan dengan pupuk P dan K sesuai
rekomendasi setempat.
2.
Pada
umur 28 - 30 hari dipupuk lagi sebanyak 75 kg N (167 kg urea) per ha.
3. Pada
umur 40 - 50 hari setelah tanam (tergantung varietas) dilakukan pemantauan
warna daun menggunakan BWD
4. Tambahan
pemberian pupuk urea berdasarkan hasil pemantauan segera dilakukan, dengan
takaran disesuaikan seperti pada Tabel 1
PENGGUNAAN
BWD
Metode pengukuran dengan BWD adalah sebagai
berikut:
- pengukuran
dilakukan pagi hari tanpa tenggang waktu antara sampel yang diamati.
- tanaman
tidak dalam kondisi cekaman kekeringan
- Pilih 20 tanaman secara acak pada setiap petakan
lahan;
- Daun yang akan dipantau warnanya adalah daun yang
terbuka sempurna (daun ke tiga dari atas);
- Lindungi daun yang dipantau warnanya dengan
membelakangi matahari agar BWD tidak terkena matahari sehingga penglihatan
tidak silau;
- Letakkan daun di atas BWD. Bagian daun yang dipantau
adalah sekitar 1/3 dari ujung daun, kemudian warna daun dibandingkan dengan
warna BWD, skala yang paling sesuai dengan warna daun dicatat. BWD mempunyai
nilai skala 2 – 5. Jika warna daun berada di antara skala 2 dan 3 gunakan nilai
2,5 di antara 3 dan 4 gunakan nilai 3,5 dan di antara 4 dan 5 gunakan nilai
4,5;
- Rata-ratakan nilai skala dari 20 daun yang diamati.
Nilai rata-rata skala digunakan untuk menentukan tambahan takaran pupuk urea
sesuai
Ketepatan
Skala pengukuran hara N menggunakan BWD bergantung pada tingkat akurasi
pengukuran.
SKALA
|
N (Kg/Ha)
|
UREA (Kg/Ha)
|
4,0
|
86
|
192
|
4,1
|
78
|
174
|
4,2
|
69
|
155
|
4,3
|
60
|
133
|
4,4
|
48
|
107
|
4,5
|
31
|
70
|
4,6
|
0
|
0
|
Keterangan :
1. Fase perkecambahan
2. Fase V3-V5 (jumlah daun
yang terbuka sempurna 3-5)
3. Fase V6-V10 (jumlah daun
terbuka sempurna 6-10)
4. Fase V11-Vn (jumlah daun
terbuka sempurna 11-daun terakhir 15-18)
5. Fase Tasseling VT
(berbunga jantan)
6. Fase R1 (silking)
7. Fase R2 (Blister)
8. Fase R3 (masak susu)
9. Fase R4 (dough)
10. Fase R5 (pengerasan
biji)
11. Fase R6 (masak
fisiologis)
Sumber :
Syafruddin et.al, 2007. Petunjuk penggunaan BWD
pada tanaman jagung
Syafruddin et.al, Pengelolaan hara pada tanaman jagung.
Balit Serealia, Maros
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/satuempat.pdf
No comments:
Post a Comment