Tuesday 6 March 2018

SERANGAN HAMA PENYAKIT JAGUNG BERDASARKAN FASETUMBUH

I.  FASE VEGETATIF  (0–14  HST)

1. Lalat bibit (Atherigona sp.)
Menyerang hingga  umur 1  bulan. sasarannya  titik  tumbuh  (makanan  utamanya).   
Serangan  berat,  jagung  jadi  layu  hingga mati dan jika  tidak  mati  pertumbuhannya terhambat
Pengendalian: gunakan varietas  tahan  dan  seeds treatment  atau aplikasi karbofuran pada pucuk umur 1 minggu dengan dosis 0.24 kg b.a/ha. 
2.  Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hwfn.)
Ngengat Agrotis meletakkan telur  dalam  barisan  atau dipermukaan  daun  yang dekat  tanah. bersembunyi siang hari  dalam tanah  dan  keluar  makan malam  hari.
Pengendalian  :  penggunaan karbofuran
3.  Penyakit  bulai  (Peronosclerospora sp.)
Di Indonesia bulai disebabkan cendawan P.  maydis
Gejala  bulai  : daun berklorosis  sebagian  atau  seluruh, tanaman  yang terinfeksi  awal  akan menyebabkan  tanaman  kerdil,  tidak berbuah (bila  bertongkol , tongkolnya  tidak  normal)
Pengendalian  :  benih  disemprot fungisida  Nordox  56WP, pada  tanaman dimulai  umur  HST  sampai  tidak  ada  lagi gutasi  ditanaman,  dan  dapat  pula menggunakan  varietas  tahan  seperti lokal  Kalbar,  Lagaligo,  Surya,  Bisi-4, Pioneer (4,5,9,10 dan 12).
4. Penyakit  Virus  Mozaik  Kerdil (VMK)
Penyebab  penyakit  ini  disebabkan oleh  Virus  Mozaik  Tebu,  Virus  Mozaik Ketimun atau Virus Mozaik Kerdil. Gejala terlihat  pada  daun  jagung dengan  adanya perubahan  warna  yang  menjadi  hijau muda diantara hijau tua normal.
Pengendalian  :  aplikasi  insektisida insektisida  berbahan  aktif  monokrotofos, tamaron  atau  thiodan  dan  melakukan eradikasi ditanaman terserang.

II.  FASE  GENERATIF  (15    42  HST)
1. Penggerek  batang  (Ostrinia furnacalis G)
Dijumpai  pada tanaman umur  40  HST.  Telur  diletakkan  ditulang  daun  bawah  dari  tiga  daun teratas.  Ulat  yang menetas  menuju  bunga  jantan ada  yang  langsung  menggerek  tulang  daun yang  terbuka,  kemudian  menuju  batang  dan  menggerek  batang  serta  membentuk  lorong  mengarah  ke  atas. 
Pengendalian  :  pengendalian dilakukan dengan cara gunakan insektisida Carbofuran 3% di  pucuk  tanaman  sebanyak  2-3  g pertanaman.
2.    Ulat  grayak  (Spodoptera  litura, Mythimn)
muncul  saat umur tanaman 11    30  HST.  Serangan  pada tanaman  muda  dapat  menghambat pertumbuhan  hingga kematian.  Ngengat betina  meletakkan  kelompok  telur    dipermukaan bawah  daun. 
Pengendalian:  aplikasi insektisida Carbofuran 3% diberikan pada pucuk tanaman. 
3   Wereng  Jagung  (Peregrinus  maidis Ashm.) 
Wereng jagung merupakan vektor penyakit virus pada jagung. Gejala  serangan  : daun tampak  bercak  bergaris  kuning,  garis pendek  terputus  sampai bersambung  pada  tulang  daun kedua  dan  ketiga
Pengendalian  :  tanam serempak,  tanam  pada akhir  musim  hujan, gunakan insektisida Carbofuran 3%. 
 4  Penggerek  tongkol  (Helicoverpa armigera ) 
Telur  diletakkan  dirambut  tongkol  secara  tunggal 45 – 56 HST, saat  munculnya  rambut tongkol.,  dan  menetas ± 4 hari. Ngengat aktif  pada  malam  hari, menyerang  tongkol, pucuk  dan  malai  sehingga bunga  jantan  tidak  terbentuk 
Penggunaan  insektisida  Carbofuran 3% menjelang berbunga bila  ditemui  3 tongkol  rusak  per  50  tanaman  baru  terbentuk  buah 
5   Penyakit  Busuk  Batang  dan  Busuk Tongkol 
Disebabkan  cendawan  Fusarium  sp., Diplodia  sp.,  bakteri  Erwinia  sp. Gejalanya  pada  pangkal  batang  busuk sehingga  bagian  atas    layu  dan mengering,  bila  terjadi  pada  tongkol, maka akan  menjadi  busuk sebagian atau seluruhnya.
Pengendalian  :  dengan menggunakan  varietas  tahan, pemupukan  berimbang,  hindari penanaman  pada  musim  hujan,  dan dapat  pula  menggunakan  fungisida.

III.  FASE PENYERBUKAN DAN PEMBUAHAN (Umur 43 - 70 Hst))
1.   Hama penting yang perlu dipantau : penggerek batang & penggerek tongkol. Pengamatan penggerek tongkol mengamati adanya telur dirambut jagung baru keluar
2.     Amati musuh alami sebagai dasar pengambilan keputusan pengendalian.Bila serangan penggerek batang > 1 kelomp ulat instar 1/30 tan, lakukan pengendalian

IV. FASE PEMBENTUKAN
BIJI/PEMBUAHAN SAMPAI BIJI BOBOT MAKSIMUM (71 - 98 Hst)
1.     Hama penting perlu dipantau intensif penggerek batang dan penggerek tongkol. Hama lain sering muncul wereng jagung
2.  Populasi musuh alami fase ini biasa melimpah, gunakan sebagai dasar analisis pengambilan keputusan pengendalian
3.     Bila serangan penggerek batang > 1 kelomp ulat instar 1/30 tan, lakukan pengendalian
4.     Bila serangan penggerek tongkol > 3 tongkol rusak/50 tan, lakukan pengendalian

V.  FASE MASAK & PENGERINGAN
BIJI DAN BATANG (> 98 Hst - Panen)
1.     Pada fase ini hama yang mungkin ada di dalam batang atau tongkol, sulit dikendalikan. Pengamatan dan pengendalian pada fase sebelumnya perlu diperhatikan.
2.     Hama kumbang bubuk
Pada jenis hama ini menyerang tanaman jagung pada bagian tongkol jagung menjelang masa panen hingga ke tempat penyimpanan jagung.
Pengendalian
Untuk pengendalian dengan melakukan pergiliran tanaman, panen tepat waktu dan menanam varietas tanaman yang memiliki ketahanan terhadap penyakit dan hama.
3.     Pada umur ini tidak terdapat lagi hama imigran yang membahayakan kecuali tikus


Pustaka : Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros

No comments:

Post a Comment