I. FASE
VEGETATIF (0–14 HST)
1. Lalat bibit (Atherigona sp.)
Menyerang hingga umur 1
bulan. sasarannya titik tumbuh
(makanan utamanya).
Serangan berat,
jagung jadi layu
hingga mati dan jika tidak mati
pertumbuhannya terhambat
Pengendalian: gunakan
varietas tahan dan
seeds treatment atau aplikasi karbofuran pada pucuk umur 1 minggu dengan dosis 0.24 kg b.a/ha.
2. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hwfn.)
Ngengat Agrotis meletakkan telur dalam barisan
atau dipermukaan daun yang dekat
tanah. bersembunyi siang hari dalam tanah
dan keluar makan malam
hari.
Pengendalian :
penggunaan karbofuran
3. Penyakit bulai (Peronosclerospora sp.)
Di Indonesia bulai
disebabkan cendawan P. maydis
Gejala bulai
: daun berklorosis sebagian atau
seluruh, tanaman yang
terinfeksi awal akan menyebabkan tanaman
kerdil, tidak berbuah (bila bertongkol , tongkolnya tidak
normal)
Pengendalian :
benih disemprot fungisida Nordox
56WP, pada tanaman dimulai umur
HST sampai tidak
ada lagi gutasi ditanaman,
dan dapat pula menggunakan varietas
tahan seperti lokal Kalbar,
Lagaligo, Surya, Bisi-4, Pioneer (4,5,9,10 dan 12).
4. Penyakit Virus Mozaik
Kerdil (VMK)
Penyebab penyakit
ini disebabkan oleh Virus
Mozaik Tebu, Virus
Mozaik Ketimun atau Virus Mozaik Kerdil. Gejala terlihat pada
daun jagung
dengan adanya perubahan warna
yang menjadi hijau muda diantara hijau tua normal.
Pengendalian :
aplikasi insektisida insektisida berbahan
aktif monokrotofos, tamaron atau
thiodan dan melakukan eradikasi ditanaman terserang.
II. FASE GENERATIF (15
– 42 HST)
1. Penggerek batang (Ostrinia furnacalis G)
Dijumpai
pada tanaman umur 40 HST.
Telur diletakkan ditulang
daun bawah dari
tiga daun teratas.
Ulat yang menetas menuju
bunga jantan ada yang
langsung menggerek tulang
daun yang terbuka, kemudian
menuju batang dan
menggerek batang serta
membentuk lorong mengarah
ke atas.
Pengendalian : pengendalian dilakukan dengan cara gunakan insektisida Carbofuran 3% di pucuk
tanaman sebanyak 2-3 g
pertanaman.
2. Ulat
grayak (Spodoptera litura, Mythimn)
muncul saat umur tanaman 11 –
30 HST. Serangan
pada tanaman muda dapat
menghambat pertumbuhan hingga
kematian.
Ngengat betina meletakkan kelompok
telur dipermukaan bawah daun.
Pengendalian: aplikasi insektisida Carbofuran 3%
diberikan pada pucuk tanaman.
3 Wereng Jagung (Peregrinus
maidis Ashm.)
Wereng jagung merupakan
vektor penyakit virus pada jagung. Gejala
serangan : daun tampak bercak
bergaris kuning, garis pendek
terputus sampai bersambung pada
tulang daun kedua dan
ketiga
Pengendalian :
tanam serempak, tanam pada akhir
musim hujan, gunakan insektisida
Carbofuran 3%.
4 Penggerek tongkol
(Helicoverpa armigera )
Telur diletakkan dirambut tongkol
secara tunggal 45 – 56 HST,
saat munculnya rambut tongkol., dan menetas
± 4 hari. Ngengat aktif pada malam
hari, menyerang tongkol,
pucuk dan malai
sehingga bunga jantan tidak
terbentuk
Penggunaan insektisida
Carbofuran 3% menjelang berbunga bila
ditemui 3 tongkol rusak
per 50 tanaman
baru terbentuk buah
5 Penyakit
Busuk Batang dan
Busuk Tongkol
Disebabkan cendawan
Fusarium sp., Diplodia sp.,
bakteri Erwinia
sp. Gejalanya pada pangkal
batang busuk sehingga bagian
atas layu dan mengering, bila
terjadi pada tongkol, maka
akan menjadi
busuk sebagian atau seluruhnya.
Pengendalian :
dengan menggunakan varietas tahan, pemupukan berimbang,
hindari penanaman pada musim
hujan, dan dapat pula
menggunakan fungisida.
III. FASE PENYERBUKAN DAN PEMBUAHAN (Umur 43 - 70
Hst))
1. Hama
penting yang perlu dipantau : penggerek batang & penggerek tongkol.
Pengamatan penggerek tongkol mengamati adanya telur dirambut jagung baru keluar
2. Amati musuh alami sebagai
dasar pengambilan keputusan pengendalian.Bila serangan penggerek
batang > 1 kelomp ulat instar 1/30 tan, lakukan pengendalian
IV. FASE PEMBENTUKAN
BIJI/PEMBUAHAN SAMPAI BIJI BOBOT MAKSIMUM
(71 - 98 Hst)
1. Hama
penting perlu dipantau intensif penggerek batang dan penggerek tongkol. Hama
lain sering muncul wereng jagung
2. Populasi musuh alami fase
ini biasa melimpah, gunakan sebagai dasar analisis pengambilan keputusan
pengendalian
3. Bila serangan penggerek
batang > 1 kelomp ulat instar 1/30 tan, lakukan pengendalian
4. Bila serangan penggerek
tongkol > 3 tongkol rusak/50 tan, lakukan pengendalian
V. FASE MASAK & PENGERINGAN
BIJI DAN BATANG (> 98 Hst - Panen)
1. Pada
fase ini hama yang mungkin ada di dalam batang atau tongkol, sulit
dikendalikan. Pengamatan dan pengendalian pada fase sebelumnya perlu
diperhatikan.
2. Hama kumbang bubuk
Pada jenis hama ini
menyerang tanaman jagung pada bagian tongkol jagung menjelang masa panen hingga
ke tempat penyimpanan jagung.
Pengendalian
Untuk
pengendalian dengan melakukan
pergiliran tanaman, panen tepat waktu dan menanam varietas tanaman
yang memiliki ketahanan terhadap penyakit dan hama.
3. Pada umur ini tidak
terdapat lagi hama imigran yang membahayakan kecuali tikus
Pustaka : Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
No comments:
Post a Comment