Salah satu jenis hama yang
kerap menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya padi adalah tikus. Gangguan
dimulai sejak dari persemaian hingga pada hasil pertaniaan yang sudah di simpan
didalam gudang, perkembangan hama tikus sangat cepat 1 pasang tikus dapat
menjadi ± 2.000 ekor dalam setahun. Hama tikus Perkembangbiakannya mulai
terjadi saat primordia dan terus berlangsung pada fase generatif. Dengan
perkembangannya yang pesat, maka dibutuhkan pengendalian melalui :
a.
Tanam
serempak dan panen serempak
Tanam serempak dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam
dan panen tidak lebih dari 2 minggu, hal tersebut bertujuan untuk membatasi
ketersediaan pakan padi pada fase generatif, sehingga tidak terjadi perkembang
biakan tikus secara terus menerus. Agar waktu panen bersamaan, maka penggunaan
varietas padi sebaiknya umur seragam
b.
Pengaturan
jarak tanam
Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan lingkungan rimbun dan
gelap menjadi kondisi yang disukai hama tikus. Penggunaan metode legowo sangat
dianjurkan karena membuat pertanaman padi menjadi terbuka dan tidak terlalu
rimbun, sehingga kurang disukai hama tikus.
c.
Meminimalisasi
ukuran pematang
Pematang yang sempit akan mempersempit ruang gerak hama tikus dan
akan mengurangi untuk membuat liang, sebaliknya pada pematang yang lebar akan
member kesempatan / ruang bagi hama tikus untuk berkembang. Untuk itu sangat
dianjurkan memperkecil ukuran pematang untuk mengendalikan hama tikus.
d.
Sanitasi
lingkungan
Pematang yang sempit akan mempersempit ruang gerak hama tikus dan
akan mengurangi untuk membuat liang, sebaliknya pada pematang yang lebar akan
member kesempatan / ruang bagi hama tikus untuk berkembang. Untuk itu sangat
dianjurkan memperkecil ukuran pematang sebagai upaya untuk mengendalikan hama
tikus.
d.
Goproyokan
Goproyokan lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok
dan massal melalui :
- Penggenangan lahan,
Penggenangan lahan bertujuan
agar liang – liang yang aktif, terendam sehingga anak anak tikus yang ada
didalamnya mati tenggelam.
- Pembongkaran liang tikus.
Dilakukan dengan membongkar
liang tikus, menangkap dan mematikannya dengan menggunakan bantuan anjing dan
kucing
- Pemasangan perangkap.
Bambu dapat digunakan sebagai
perangkap,, sesuai dengan sifat tikus yang suka bersembunyi, maka tikus akan
masuk dalam perangkap
- Fumigasi dan pemasangan umpan beracun
Fumigasi dilakukan pada saat
stadia keluar malai dan pemasakan, karena pada saat itu tikus sedang lebih
banyak tinggal didalam lubang. Penggunaan umpan racun efektif dilakukan pada
saat awal tanam atau bera
e. Trap Barrier System (TBS)
Yaitu metode pengendalian hama
dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan
pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi
seluas 15 hektar. TBS terdiri atas :
Tanaman perangkap untuk menarik kedatangan tikus, yaitu petak padi seluas 20 x 20 m yang ditanam 3 minggu lebih awal. Pagar plastik untuk mengarahkan hama tikus agar masuk perangkap, berupa plastik/terpal setinggi 70-80cm, ditegakkan ajir bambu setiap 1m dan ujung bawahnya terendam air. Bubu perangkap untuk menangkap hama tikus yang dipasang pada setiap sisi TBS. Bubu perangkap terbuat dari ram kawat berukuran 20 x 20 x 40 cm
Tanaman perangkap untuk menarik kedatangan tikus, yaitu petak padi seluas 20 x 20 m yang ditanam 3 minggu lebih awal. Pagar plastik untuk mengarahkan hama tikus agar masuk perangkap, berupa plastik/terpal setinggi 70-80cm, ditegakkan ajir bambu setiap 1m dan ujung bawahnya terendam air. Bubu perangkap untuk menangkap hama tikus yang dipasang pada setiap sisi TBS. Bubu perangkap terbuat dari ram kawat berukuran 20 x 20 x 40 cm
f.
Linear
Trap Barrier System (LTBS)
LTBS berupa bentangan pagar
plastik/terpal setinggi 60-70 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1
m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus
berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada
saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan
tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.
g. Pemanfaatan
musuh alami
Pemanfaatan musuh alami dengan
menjaga kelestarian musuh alami seperti : burung hantu, burung elang dan lain
lai
Anonim, 2016.
Metode Pengendalian HAMA TIKUS Sawah.
https://mitalom.com/metode-pengendalian-hama-tikus-sawah/
Sinar Tani, 2011. Pengendalian Hama
Tikus Terpadu Edisi 17-23 Agustus 2011 No.3419 Tahun XLI
Dinas Pertanian DIY,
2018. Penngendalian hama tikus.
http://distan.jogjaprov.go.id/pengendalian-hama-tikus/
No comments:
Post a Comment