Wednesday, 4 April 2018

PERSIAPAN LAHAN BUDIDAYA JAGUNG

Tanaman jagung umumnya toleran dan beradaptasi dengan iklim indonesia. Lahan yang baik untuk jagung adalah lahan kering, jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam sehari.
budidaya jagung dilakukan dengan 2 cara yaitu olah tanah dan tanpa olah tanah

DENGAN OLAH TANAH
a.  Pembersihan Gulma
Sebelum ditanami jagung, lahan tanam dibersihkan dari tanaman liar. Tidak disarankan mengubur gulma yang disiangi karena akan mengundang hama seperti rayap dan semut. Selain gulma, pohon-pohon besar yang tumbuh disekitar lokasi tanam dan berpotensi menghalangi masuknya sinar matahari juga perlu ditebang untuk memudahkan masuknya sinar matahari yang dibutuhkan oleh jagung untuk melakukan fotosintesis.

b. Pengolahan tanah
Tanah diolah dengan cangkul atau traktor sedalam 15-20 cm. Selain untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara antara bagian bawah dan atas lahan, pengolahan tanah juga bertujuan untuk membuat tanah lebih remah dan gembur. Untuk lahan yang memiliki jenis tanah gembur (misalnya tipe tanah latosol) atau bekas lahan tanam semusim, pencangkulan cukup hanya sekali. Sementara itu,untuk lahan tanah yang memiliki jenis tanah berat (misalnya tipe podsolik dan grumosol), pencangkulan dilakukan dua kali, lalu digaru menggunakan garpu tanah.

c.  Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan untuk lokasi penanaman benih banyak dilakukan didataran rendah pada lahan kering,lahan bekas sawah,atau lahan tadah hujan.Bedengan dibuat selebar 70-100 cm dan tingginya 10-20 cm.Panjangnya disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan.Di daerah yang kering,tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi akan membutuhkan banyak air saat penyiraman.Diantara bedengan dibuat parit selebar 10-30 cm yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air dibedengan agar akar jagung tidak tergenang.Untuk mencegah atau membunuh hama pada bedengan tabur kan secara merata intektisida Furadan 3G dengan dosis 10-20 kg/hektar lahan.Sementara itu,para petani yang memiliki lahan didataran tinggi pada lahan terasering lebih sering menanam benih disepanjang parit yang berada diantara bedengan.

d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bersamaan pencangkulan atau pembajakan tanah, bisa juga diberikan saat akan membuat lubang tanam. Dengan begitu, pupuk yang diberikan akan tercampur merata dengan tanah lahan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Kebutuhan pupuk disesuaikan dengan luas lahan yang digunakan sebagai patokan, untuk lahan tanam seluas satu hektar, pupuk yang diberikan sebanyak 20-40 ton           

DENGAN SISTIM TOT
Pengertian tanpa olah tanah di sini adalah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan tanah terlebih dahulu, hanya diperlukan lubang untuk membenamkan benih kedalam tanah dengan menggunakan tugal.
Perlu diketahui cara menanam jagung tanpa olah tanah ini hanya cocok pada tanah yang gembur. Tanah yang keras tidak bisa menerapkan metode tanpa olah tanah.
Metode TOT cocok diterapkan di lahan sawah, bekas tanaman padi yang telah selesai di panen. Jerami bekas tanaman padi sangat berguna sebagai mulsa untuk tanaman jagung.

Kelebihan metode TOT :
§  Menyingkat waktu karena tidak perlu melakukan pengolahan tanah.
§  Menghemat ongkos tenaga kerja.
§ Menghindari kerusakan tanah, tanah yang sering dibalik dan digemburkan akan mengalami pengerasan dalam jangka panjang..
§  Mengurangi erosi lapisan hara tanah bagian atas karena proses pengolahan.

Kekurangan metode tanpa olah tanah :
§  Gulma lebih cepat tumbuh.
§  Ada kemungkinan sisa  hama di atas lahan.

Persiapan lahan
a.   Penyiapan mulsa jerami
Langkah persiapan yang diperlukan adalah pembersihan lahan. Bersihkan jerami sisa panen padi dari lahan dengan cara merajang atau mencacahnya. Kemudian taburkan secara merata di atas permukaan lahan. Jerami ini berguna sebagai mulsa penutup tanah.

b. Penyiapan drainase
Siapkan drainase di lahan yang akan digunakan. Drainase dibuat berbentuk garis lurus dengan jarak antar ruas sekitar 2 meter. Tujuan pembuatan drainase ini untuk membuang kelebihan air, karena tidak ada pengolahan tanah, seperti peninggian bedeng tanam. Jangan sampai lahan terendam air.

c.   Pembersihan gulma
Bila lahan yang kita gunakan ditumbuhi gulma sebaiknya terapkan pembersihan gulma dengan herbisida. Apabila gulmanya cukup banyak, gunakan herbisida sistemik yang bisa membasmi gulma hingga ke akarnya..
Setelah 3 hari kontrol kembali lahan, apakah masih terdapat gulma atau tidak. Bila masih terdapat gulma lakukan lagi penyemprotan. Seminggu setelah penyemprotan herbisida, lahan siap untuk ditanam

d. Pemupukan dan pengapuran

Bila bekas lahan yang digunakan kurang subur, bisa ditambahkan pupuk organik  seperti kompos atau pupuk kandang. Pupuk ditaburkan dalam bentul larik, sesuai dengan baris lubang tanam. Dosis pupuk organik untuk tanaman jagung sekitar 1,5-2 ton per hektar. Bila perlu bisa lakukan pengapuran, cara menebarkan kapur sama dengan pupuk dalam bentuk larikan. Dosis pengapuran sekitar 300-400 kg per hektar




Referensi : Balitba Sereal Maros

PENGENDALIAN HAMA PUTIH PADA PADI

Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang. Hama putih sendirin dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu hama putih penggulung daun dan hama putih palsu pelipat daun

I.  HAMA PUTIH/PENGGULUNG DAUN
Nama Ilmiah hama ini adalah Nymphula Depunctalis Guen)
A  BIOKOLOGI
¦ Telur :
Berwarna kuning muda, Menghasilkan 50 butir telur, Diletakkan pada permukaan daun bagian pelepah daun dekat permukaan air, Kelompok telur terdiri atas 10 – 20 butir Stadium telur 2 – 6 hari
¦ Larva :
Instar 1 berwarna krem, Panjang 1,2 mm, lebar 0,2 mm, Kepala berwarna kuning, Instar 2 berwarna hijau, Membuat gulungan dari daun yang dipotong, Stadia larva 20 hari, Mengalami 5 instar
¦ Pupa :
Berwarna krem, Pupa terbentuk dalam gulungan daun, Stadium pupa 7 hari
¦ Imago/ngengat :
Ngengat muncul dan aktif pada malam hari tertarik pada cahaya lampu, Berwarna putih, setiap ngengat mampu menghasilkan 50 butir telur, Daur hidup 29 – 33 hari
B. TANDA SERANGAN
Gejala serangan hamper sama dengan hama putih palsu yaitu adanya bagian daun yang berwarna putih memanjang sejajar dengan tulang daun. Bedanya hama putih akan memotong daun sepanjang 2-4 cm kemudian menggulungnya dan larva bersembunyi dalam gulungan daun tersebut.
Gambar :   Daun tanaman terpotong gejala hama putih penggulung daun

Stadia larva adalah yang merusak padi, kerusakan pada daun khas yaitu daun terpotong seperti habis digunting. Daun yang terpotong tersebut dibuat menyerupai tabung yang digunakan untuk membungkus dirinya.
Kerusakan terjadi sampai tanaman berumur < 6 minggu. Akibat serangan daun berwarna putih kering. Pada pucuk daun terlihat bekas terpotong

C. PENGENDALIAN
Pengeringan air sawah selama beberapa hari sehingga larva dalam gulungan daun mati, karen larva tidak dapat bertahan hidup tanpa air
Inangnya adalah padi, rumput lempuyang dan asinan. Parasitoid pupa (Tetrastichus sp. Dan Apsilops cintroticus) dengan tingakat parasitasi masing – masing 52 % dan 14%.

II.  HAMA PUTIH PALSU / PELIPAT DAUN
Nama ilmiah hama ini adalah Cnaphalocrosis medinalis Guen
1.  BIOKOLOGI
¦ Telur :
Berwarna kuning muda, permukaan cembung, Menghasilkan 3000 butir telur dihidupnya, Berbentuk lonjong, Diletakkan 1- 2 hari setelah kawin secara berkelompok dipermukaan atas atau bawah daun bendera, Peletakan telur terjadi pada mala ke 4 – 7 dari kemunculan ngengat, Stadium telur 4 – 6 hari
¦ Larva :
Panjang 1,4 & lebar 2,0 mm, Perut warna putih, Kepala warna coklat,  Instar 2 mampu melipat daun, Instar 6 (terakhir) akan tetap berada dalam lipatan daun hingga larva berubah menjadi pupa, Daur hidup 33 – 34 hari
¦ Pupa :
Berwarna kuning, Stadium pupa 6 – 8 hari
¦ Imago :
Berwarna coklat muda, Panjang 10 – 12 mm, Sayap depan terdapat 2 – 3 garis hitam vertical, Aktif pada malam hari

2.  TANDA SERANGAN
Hama ini akan menjadi masalah yang perlu diwaspadai jika kerusakan daun bendera mencapai 50% pada fase anakan maksimum dan fase pematangan
gejala daun akibat hama putih palsu adalah daun terlipat akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh larva hama putih palsu. Larva menggerek jaringan hijau daun (klorofil) dari dalam lipatan daun sehingga mengganggu proses fotosintesis, kerusakan yang terjadi adalah adanya warna putih pada daun di pertanaman
Gambar : Serangan hama putih palsu
3.  PENGENDALIAN
a.  Pengaturan air irigasi
Dengan mengeringkan air pada persemaian dan persawahan yang terserang dalam waktu pendek (5 – 7 hari) untuk mencegah perpindahan larva sehingga larva mati, karena larva hanya bertahan hidup bila ada air
b.  Penggunaan insektisida
Penyemprotan dengan insektisida bila ditemukan intensitas serangan pada daun bendera 15% atau rata – rata intensitas serangan diareal sudah mencapai  25%. 
Inangnya adalah padi, jagung, sorgum, rumput Echinocloa dan tebu. Larva cocok hidup dipadi dimusim hujan, dimusim kering lebih cocok hidup pada jagung


Referensi : BPTP Sulsel