Tanaman jagung umumnya toleran dan beradaptasi
dengan iklim indonesia. Lahan yang baik untuk jagung adalah lahan kering, jagung
harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam
sehari.
budidaya jagung dilakukan dengan 2 cara yaitu
olah tanah dan tanpa olah tanah
DENGAN OLAH TANAH
a. Pembersihan Gulma
Sebelum
ditanami jagung, lahan tanam dibersihkan dari tanaman liar. Tidak disarankan mengubur
gulma yang disiangi karena akan mengundang hama seperti rayap dan semut. Selain
gulma, pohon-pohon besar yang tumbuh disekitar lokasi tanam dan berpotensi
menghalangi masuknya sinar matahari juga perlu ditebang untuk memudahkan
masuknya sinar matahari yang dibutuhkan oleh jagung untuk melakukan
fotosintesis.
b. Pengolahan tanah
Tanah
diolah dengan cangkul atau traktor sedalam 15-20 cm. Selain untuk
menyeimbangkan ketersediaan unsur hara antara bagian bawah dan atas lahan,
pengolahan tanah juga bertujuan untuk membuat tanah lebih remah dan gembur. Untuk
lahan yang memiliki jenis tanah gembur (misalnya tipe tanah latosol) atau bekas
lahan tanam semusim, pencangkulan cukup hanya sekali. Sementara itu,untuk lahan
tanah yang memiliki jenis tanah berat (misalnya tipe podsolik dan grumosol), pencangkulan
dilakukan dua kali, lalu digaru menggunakan garpu tanah.
c. Pembuatan bedengan
Pembuatan
bedengan untuk lokasi penanaman benih banyak dilakukan didataran rendah pada
lahan kering,lahan bekas sawah,atau lahan tadah hujan.Bedengan dibuat selebar
70-100 cm dan tingginya 10-20 cm.Panjangnya disesuaikan dengan kondisi dan
kontur lahan.Di daerah yang kering,tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah
untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi akan membutuhkan banyak
air saat penyiraman.Diantara bedengan dibuat parit selebar 10-30 cm yang
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air dibedengan agar akar jagung tidak
tergenang.Untuk mencegah atau membunuh hama pada bedengan tabur kan secara
merata intektisida Furadan 3G dengan dosis 10-20 kg/hektar lahan.Sementara
itu,para petani yang memiliki lahan didataran tinggi pada lahan terasering
lebih sering menanam benih disepanjang parit yang berada diantara bedengan.
d. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan bersamaan pencangkulan atau pembajakan tanah, bisa juga
diberikan saat akan membuat lubang tanam. Dengan begitu, pupuk yang diberikan
akan tercampur merata dengan tanah lahan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang. Kebutuhan pupuk disesuaikan dengan luas lahan yang digunakan sebagai
patokan, untuk lahan tanam seluas satu hektar, pupuk yang diberikan sebanyak
20-40 ton
DENGAN SISTIM TOT
Pengertian
tanpa olah tanah di sini adalah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan
seperti pembalikan dan penggemburan tanah terlebih dahulu, hanya diperlukan
lubang untuk membenamkan benih kedalam tanah dengan menggunakan tugal.
Perlu diketahui cara
menanam jagung tanpa olah tanah ini hanya cocok pada tanah yang gembur. Tanah
yang keras tidak bisa menerapkan metode tanpa olah tanah.
Metode TOT cocok diterapkan di lahan sawah, bekas tanaman padi yang telah
selesai di panen. Jerami bekas tanaman padi sangat berguna sebagai mulsa untuk
tanaman jagung.
Kelebihan metode TOT :
§
Menyingkat
waktu karena tidak perlu melakukan pengolahan tanah.
§
Menghemat
ongkos tenaga kerja.
§ Menghindari
kerusakan tanah, tanah yang sering dibalik dan digemburkan akan mengalami
pengerasan dalam jangka panjang..
§
Mengurangi
erosi lapisan hara tanah bagian atas karena proses pengolahan.
Kekurangan metode tanpa olah tanah :
§
Gulma
lebih cepat tumbuh.
§
Ada
kemungkinan sisa hama di atas lahan.
Persiapan lahan
a. Penyiapan
mulsa jerami
Langkah persiapan yang diperlukan adalah
pembersihan lahan. Bersihkan jerami sisa panen padi dari lahan dengan cara
merajang atau mencacahnya. Kemudian taburkan secara merata di atas permukaan
lahan. Jerami ini berguna sebagai mulsa penutup tanah.
b. Penyiapan
drainase
Siapkan drainase di lahan yang akan
digunakan. Drainase dibuat berbentuk garis lurus dengan jarak antar ruas
sekitar 2 meter. Tujuan pembuatan drainase ini untuk membuang kelebihan air,
karena tidak ada pengolahan tanah, seperti peninggian bedeng tanam. Jangan
sampai lahan terendam air.
c. Pembersihan
gulma
Bila lahan yang kita gunakan ditumbuhi gulma
sebaiknya terapkan pembersihan gulma dengan herbisida. Apabila gulmanya cukup
banyak, gunakan herbisida sistemik yang bisa membasmi gulma hingga ke akarnya..
Setelah 3 hari kontrol kembali lahan, apakah
masih terdapat gulma atau tidak. Bila masih terdapat gulma lakukan lagi
penyemprotan. Seminggu setelah penyemprotan herbisida, lahan siap untuk ditanam
d. Pemupukan dan pengapuran
Bila
bekas lahan yang digunakan kurang subur, bisa ditambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Pupuk
ditaburkan dalam bentul larik, sesuai dengan baris lubang tanam. Dosis pupuk
organik untuk tanaman jagung sekitar 1,5-2 ton per hektar. Bila perlu bisa
lakukan pengapuran, cara menebarkan kapur sama dengan pupuk dalam bentuk
larikan. Dosis pengapuran sekitar 300-400 kg per hektar
Referensi : Balitba
Sereal Maros