Hama penggerek buah kakao atau
sering disebut PBK merupakan salah satu hama kakao yang sering dijumpai dalam
budidaya kakao. Hama ini menyerang buah dan menyebabkan turunnya kuantitas dan
kualitas hasil hawsil, hamper semua wilayah penanaman kakao di Indonesia
mengenal hama penggerek buah kakao. Nama Ilmiah hama ini adalah Comophomorpa
cramerella
PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah suatu cara pendekatan/cara berfikir/falsafah Pengendalian Hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yangbertanggungjawab (Untung, 1996).
PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah suatu cara pendekatan/cara berfikir/falsafah Pengendalian Hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yangbertanggungjawab (Untung, 1996).
Taktik PHT adalah :
- Pemanfaatan pengendalian alami setempat.
Menciptakan keadaan lingkungan
yang memungkinkan tetap ber-fungsinya dan menjadi tempat yang tidak mendukung
bagi OPT itu sendiri.
- Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok-tanam,
yaitu penggunaan varietas tahan
hama, pergiliran (rotasi) tanaman varietas, sanitasi, masa tanam, tanaman
perangkap, dan tindakan bercocok tanam lainnya
- Pengendalian hama dengan pestisida berdasarkan ambang ekonomi.
Metode P3S (Pemangkasan,
Pemupukan, Panen sering dan sanitasi) adalah metode PHT dengan menerapkan
budidaya kakao yang baik, tujuan utama dari metode P3S adalah menciptakan
kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk mendukung perkembangan hama PBK dan
memutus siklus hidupnya.
Tahapan P3S adalah :
a. Panen sering
Dengan panen sering serentak dan teratur maka hama PBK dapat
dikendalikan pada fase larva, karena hama PBK melatakka telurnya pada saat buah
berumur 3-4 bulan, dan kebanyakan imago meletakkan telurnya pada umur 3-5 hari.
Sementara umur telur sekitar 3-7 hari kemudian menetas langsung menggerek masuk
kedalam buah, dan umur larva dalam buah sekitar 14-18 hari, jadi sebagian besar
larva masih berada dalam buah pada saat buah dalam keadaan masak awal, maka
larva PBK akan ikut terpanen
b. Pemangkasan
Melakukan pemangkasan dengan pemotongan cabang atau ranting
tanaman serta tanaman naungan agar tanaman kakao tidak terlalu rimbun, tanaman
kakao yang terlalu rimbun mengakibatkan kondisi menjadi lembab yang disukai
oleh hama PBK dalam berkembang, selain itu dengan pemangkasan diusahakan sinar
matahari masuk ke tanaman kakao sekitar 60%.
- Pemangkasan bentuk, cabang primer yang tumbuh (4-6 cabang) disisakan
3 cabang (dipilih yang tumbuhnya sehat, kuat, arah tumbuhnya simetris dan
menuju keatas
- Pemangkasan pemeliharaan, cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat
dengan jorket (jarak 40-60 cm) dibuang, cabang sekunder berikutnya diatur agar
jaraknya tidak terlalu rapat satu sama lain. Pangkas ranting yang meninggi
(> 3m). overlapping, sangat ternaung / menaungi, sakit, kering, menggantung,
cabang balik, tunas ortotrop. Tinggi tanaman selalu dibatasi 3-4 m, frekuensi
3-4 kali pertahun, topping cabang primer, 100-150 cm dari jorket
- Pemangkasan produksi, mengurangi tajuk tanaman kakao yang terlalu
rimbun. Cabang yang ujungnya masuk kedalam tajuk tanaman didekatnya dan
diameter < 2,5 cm dipotong
c. Pemupukan.
Pemupukan tanaman kakao bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
tanaman dan ketahanan kulit buah dari hama PBK. Pemupukan dilakukan sesudah
pemangkasan. Dengan buah yang banyak diharapkan terjadi penurunan intensitas
serangan dan tingkat kerusakan biji akibat efek Pengenceran
d. Sanitasi
sanitasi dilakukan dengan cara membenamkan kulit buah, plasenta,
buah busuk dan semua sisa panen kedalam lubang pada hari panen lalu tutup
dengan tanah hingga ketinggian 20 cm. tujuannya, untuk membunuh larva PBK.,
memutus perkembangan jamur penyebab busuk buah yang terdapat dikulit buah
kakao. Pemendaman kulit buah diikuti dengan pemendekan tajuk dan panen sering
terhadap buah masakdapat menekan kehilangan hasil
Pustaka :
https://www.republika.co.id/berita/nasional/intan/17/04/03/ontr1c280-teknologi-pengendalian-hama-terpadu-penggerek-buah-kakao
https://www.republika.co.id/berita/nasional/intan/17/04/03/ontr1c280-teknologi-pengendalian-hama-terpadu-penggerek-buah-kakao
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/752-pengendalian-penggerek-buah-kakao-dengan-konsep-pht
Lusiaana Faradilla,
2018. Analisis P3S terhadap produktivitas dan pendapatan usaha tani kakao di
Kab. Pinrang, Bantaeng dan Luwu Timurhttp://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTIwZTM2ZDA2OTRlOWRlYTBiMDhmMDRlZGViZjdkNzk3MTA1MWQ0Mw==.pdf
Sumber Gambar : http://www.jenistanaman.com/teknik-dan-ilmu-cara-budidaya-tanaman-kakao/